Tantangan Aki-aki Gila

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
1789 views

Cerita Seks – “Biar saya gaek… dalam bercinta saya yakin saya lebih perkasa dari kamu!” begitu Aki Uum sesumbar saat kami mengobrol santai sepanjang jalan sepulang jumatan.

Kebetulan, nggak lama setelah aku, tetangga belakang rumah, si duda gaek Aki Uum, juga menikah. Istrinya Lidya si janda kembang yang jangkung bongsor.

“Iyalah, Ki. Aki kan pengalaman, sedang saya ting-ting.” aku merendah.

“Ayo. Kita berlomba bercintaan dengan istri masing-masing,” kata si Aki asal.

“Pegimana caranya tuh?” Balap karung sih aku masih ngerti, tapi lomba bercinta… mana mungkin istriku mau? Kalo bini dia sih serba bebas!

“Caranya gampang. Balkon loteng rumah kita kan belakang-belakangan. Siang ini, saya bakalan bercinta dengan istri di loteng, kamu silakan ngintip. Nah, besok… giliran kamu dengan istri kamu. Saya yang mengintip. Hasilnya kita bandingkan. Yang kalah nraktir sate kambing, ya?”

Udah aki-aki gila juga tuh idenya. Eh, tapi lama-lama aku jadi mikir juga. Kenapa nggak aku iyain aja, ya? Ini kan jadinya kesempatanku melihat aksi akrobatik Lidya melawan si Aki. Kapan lagi kalo nggak sekarang? Hmm… tapi, nanti kalo Mira nggak mau gimana? Ah, pusing amat. Abis aku puas nonton, ngaku kalah aja kan beres, jadi nggak usah ikut-ikutan life show. Bener nggak? Toh dia yang duluan.

Sesuai janji, akhirnya siang itu juga aku nongkrong ngintip di loteng. Si aki menepati janji. Lidya dia giring ke situ. Istri si Aki masih oke banget, body-nya proporsional, gede tapi gak gendut. Sambil becanda-becanda, tangan Aki Uum mulai mengelus-elus paha Lidya yang masih dilapisi daster hijau tipis.

”Apaan sih,” bisik Lidya sambil mencubit pelan dada si Aki.

”Pengeen…” sahut Aki Uum manja, dan tanpa malu-malu segera memagut bibir tipis Lidya penuh nafsu. Dia juga lekas melepas kaos dan celana yang dipakainya.

Aku tersenyum melihat body si Aki yang kurus krempeng. Aku ngebayangin kaya apa kontolnya kalo dah ngaceng. Sementara Lidya, wow… bikin horny. Tangan si Aki kembali menggerayangi pahanya sambil tangan satunya merangkul Lidya dan mulai meremas tokednya.

“Kamu bener-bener napsuin,” kata Aki Uum di telinga Lidya.

“Napsuin gimana, ’kan toked aku gak gede?” tanya Lidya sambil menggelinjang geli.

’Gila! Nggak gede darimana?’ protesku dalam hati. Ditangkup dengan dua tangan aja, benda itu pasti gak akan cukup. Terus aku perhatikan Aki Uum yang kini menjilati leher Lidya, ciumannya terus mengarah ke atas untuk menggelitik kuping dan menyapu wajah Lidya yang cantik, membuat sang istri meringis dan mendesah panjang saat menerimanya.

”Ihh, Aki…” Lidya melenguh.

“Kamu imut, punyamu masih rapet.” kata Aki Uum selanjutnya. Dengan penuh nafsu ia menangkup gundukan besar di selangkangan sang istri yang masih tertutup celana dalam, dan meremasnya lembut.

”Auw! Geli, Kii…” Lidya bergidik, tapi tidak menolak. Malah ikut meletakkan tangannya di pangkal paha si Aki. ”Wah, dah bangun, Ki… gede banget!” pekik Lidya gembira.

Aki Uum tersenyum dan kembali memagut bibir tipis Lidya. Ia lumat daging merah basah itu dengan penuh nafsu, sementara di bawah, ia biarkan Lidya melepas celana dalamnya agar bisa memegangi penisnya secara langsung.

“Kocok, Sayang…” pinta Aki Uum, sementara dia sendiri sibuk melepas daster Lidya dan mengurai ikatan bra-nya.

Dalam sedetik, payudara Lidya yang bulat besar meloncat keluar, terekspos dengan indahnya di depan mataku. Aki Uum langsung mencaploknya, dimulai dari yang kiri, lalu dilanjut yang kanan. Dua-duanya ia pagut dengan liar dan ganas, pipinya sampai kempot dipake untuk menyedot-nyedot putingnya yang memerah kenyal. Aku bergidik, tak terasa penisku ikut ngaceng melihat semua itu.

”Aki…” pekik Lidya saat salah satu tangan Aki Uum mengorek-ngorek liang memeknya dari samping cd yang sudah sedikit melenceng.

Sambil melakukannya, si Aki masih terus menciumi bulatan payudara Lidya yang kini terlihat mengkilat basah oleh air liur. Kadang ciuman Aki Uum juga kembali ke atas, menyapu rongga mulut Lidya yang menganga menggiurkan, yang segera dibalas oleh Lidya dengan hisapan dan kuluman yang tak kalah rakus dan liar. Sambil berciuman, tak henti-henti tangan Aki Uum menggesek-gesek pentil Lidya yang sudah menegang runcing, sambil diselingi pencetan dan pelintiran yang sungguh sangat membangkitkan gairah. Aku harus mempraktekkan itu kepada Mira. Lidya sendiri makin intens meremas kontol si Aki, malah kini ia disuruh sedikit merunduk sehingga posisinya setengah jongkok. Aku tahu maksudnya, Aki Uum ingin agar Lidya mengemut kontolnya. Aku menebak-nebak, mau gak ya si Lidya? Walah, tak kusangka, Lidya yang kelihatan pendiam, ternyata dengan begitu bernafsunya melayani kontol si Aki. Ia melahap benda itu seperti makan eskrim batangan, mula-mula buah pelirnya yang dijilat-jilat, baru kemudian batangnya dengan pola naik-turun, dan berlanjut ke ujungnya yang tumpul kaya jamur. Lidya sengaja menggelitiknya dengan memakai ujung lidah sambil dikulum sedikit-sedikit hingga membuat pemiliknya sampai mengerang-ngerang karena keenakan.

”Ughh… sayang…” desis Aki Uum sambil meremasi toket Lidya yang menggantung indah.

Aku merenung, kalau diperlakukan seperti itu, aku pasti bakal merintih-rintih juga. Habis kelihatannya enak banget sih, Mira tidak pernah melakukan yang seperti itu. Satu catatan lagi buatku. Kulihat Aki Uum menarik cd Lidya hingga terlepas, kini keduanya sudah sama-sama telanjang. Dengan mudah kini tangan si Aki mengobok-obok memek Lidya dengan jari-jarinya. Aku tidak bisa melihat dari tempatku mengintip, tapi dari suaranya, bisa kutebak kalau liang itu sudah begitu becek. Cairannya yang kental nampak menetes membasahi lantai keramik loteng yang berwarna gelap. Hmm, rupanya Lidya tipe wanita yang gampang basah.

“Enghh… uuhh… uhh!” desah Lidya disela-sela hisapannya. Kemudian ia rebah ke lantai saat Aki Uum mengajaknya untuk berposisi 69.

Kini mereka saling bertindihan dengan mulut menguasai alat kelamin pasangannya. Lidya kembali mengocok sambil mengemut pelir Aki Uum, sementara si Aki menjulurkan lidahnya untuk menyapu bibir vagina Lidya yang sudah merekah kemerahan.

”Ehm… ahhh…” mereka melenguh secara hampir bersamaan. Lidya sesekali menyentil-nyentilkan lidah pada lubang kencing Aki Uum saat mulutnya terasa kelu oleh batang besar itu.

Sesaat kemudian mereka berganti posisi, Aki Uum berlutut sedangkan Lidya berbaring menyamping dan meneruskan oral seksnya terhadap penis suaminya yang sudah tua bangka itu. Lidya terus bergumam dan meliukkan lidahnya dengan sangat terampil dan sangat berpengalaman. Tangan keriput si aki remas-remas kedua payudaranya hingga membuat putingnya mengacung lancip. Aki Uum menggoyangkan pantatnya maju mundur sehingga membuat penisnya masuk lebih dalam ke mulut istrinya. cukup lama mereka beroral seks sejak posisi 69 tadi, hingga hampir setengah jam.

Aki Uum yang sepertinya sudah horny berat, merintih memprotes, “Ayo dong, Say, masukin. Jangan cuma dibikin geli gitu.” ujarnya sambil menekan penisnya masuk ke mulut Lidya.

”Hmph,” Lidya spontan membelalak karena sesak, tapi sama sekali tidak bisa menolak. Posisinya yang berada di bawah tidak memungkinkannya untuk mengendalikan permainan.

Lidya kembali memaju-mundurkan kepalanya untuk mengemut penis Aki Uum. Mulutnya terasa penuh oleh batang besar itu sehingga hanya terdengar desahannya yang tertahan saat si Aki mulai mengelus-elus pantat dan pahanya yang putih mulus.

‘Ahhh…sekarang Ki..akuu..uuuuhhh….gak tahan! Masukin aja ya?” pintanya

“iyaaa sayaaannng….mmmmmuaaachhh! jawab si aki sambil mengecup keningnya

Aki Uum menggesek-gesekkan kepala penisnya yang bersunat itu di bibir vagina istrinya yang sudah becek oleh lendir, naik-turun dan sesekali menekanya. Terus berulang-ulang hingga kepala penisnya mulai menyeruak daging sempit Lidya, terasa menghimpit dan nikmat. Aki Uum mendorong semakin dalam, terus dan akhirnya setengah penisnya tertelan vaginanya. BLESSSSSSS….BLESSSSSSSSSSSSSSSSS…..

“AUW… AAAAAAHHHH…!!” Lydia mengerang lirih dengan badan menggeliat

Dengan berpegang pada kedua payudara istrinya, aki Uum mempercepat goyangannya, maju-mundur dengan memutar-mutarkan penisnya sebagai selingan. Lydia pun merem melek kenikmatan merasakan genjotan si aki.

‘OOOHH….OH…OOOUUUGGHHHH…Ki…nikmaaaaaaaaa aaaattttt….auw….remas tetekku Ki, mmmmmm…iya teruuuuuuuussss….oooooooooohhhh…enak Ki!! ceracaunya

“aku suka memekmu…Lid….aaahhhh…nikmaaaaaaaaat ttt!!” lenguh Ki Uum

Kaki Lidya melingkar semakin kuat di pinggang suaminya hingga membuat tubuhnya ikut bergoyang seirama dengan ayunan pantat si aki. Hemmmmmmmmmm….semakin bernafsu aku menyaksikan adegan mereka sehingga semakin cepat pula aku mengocoki penisku. Nampak si aki menusuk vagina Lidya hingga penisnya tertelan semua terasa membentur dinding yang berlendir hangat. Aki terus bergoyang….memainkan penisnya di dalam vagina istrinya yang semakin banjir.

“AAAHHHHHHHH…Ki…aku… akuuuuuuuuuuuu…keluaaaaaaaaaaarrr!” jerit Lidya disertai letupan lava orgasme yang melumuri penis Aki Uum dari ujung hingga pangkalnya.

Tetapisi aki tidak menghentikan goyangannya, bahkan mempercepatnya sambil berpegang pada kedua gunung kembar itu dan meremasnya makin brutal. Hingga akhirnya, sekitar sepuluh menit kemudian hampir secara bersamaan mereka menyemprotkan cairan orgasme yang kental dan hangat

”Ahh… eughhh…” Aki Uum melenguh dalam kenikmatan saat melepaskan spermanya di dalam vagina sang istri.

Setelah mencabut penisnya, si aki merayap turun ke bawah, kepalanya menuju ke selangkangan sang istri. Rupanya ia ingin membersikan vagina istrinya dari cairan yang bereleleran ketika orgasme. Ia pun membenamkan wajahnya di wilayah kewanitaan Lidya.

“Aaahh…Ki” Lidya mendesah dan menggeliatkan tubuhnya.

Aki Uum menbiarkan pinggul sang istri meliuk-liuk keenakan akibat jilatannya. Malah ia memakai dua jari untuk membuka bibir vagina Lidya dan lekas menyapu daerah itu dengan lidahnya, membuat daging berbelah tengah itu jadi tambah basah, baik oleh ludah si Aki maupun cairannya sendiri.

“Emmh… emmhh… aghh!” Lidya mendesah tertahan dengan mata merem-melek keenakan.

Cairan bening terus meleleh membasahi liang vaginanya dan mulut si aki, sementara mulut Aki Uum terus menempel di permukaan selangkangannya untuk mencucup dan menghisap-hisapnya selama mungkin, membersikannya dari cairan orgasme. Kurang lebih lima menit mereka dalam posisi seperti itu. Aku yang masih setia mengintip jadi senewen sendiri, kubayangkan aku yang jadi Aki Uum dan sedang menyetubuhi Lidya. Ughh, betapa nikmatnya. Tak terasa aku sudah memelorotkan celana dan mulai mengocok-ngocok penisku sendiri. Selama itu kuperhatikan tubuh montok Lidya menggelinjang hebat, sementara sepongannya pada kontol Aki Uum juga semakin bersemangat. Puas menikmati vagina sang istri, Aki Uum mengambil posisi duduk dan menaikkan Lidya ke pangkuannya. Tangannya yang satu membuka lebar bibir vagina sang istri, sedangkan yang lain membimbing penisnya memasuki liangnya yang sudah membengkak kemerahan. Lidya menurunkan tubuh untuk menduduki penis si Aki, pelan-pelan ia melakukannya hingga benda coklat panjang itu melesak masuk ke dalam celah kewanitaannya yang sempit diiringi erangan panjang dari si Aki.

”Auhhh… Say!!” Aki Uum melenguh nikmat akibat jepitan vagina Lidya yang masih sangat kencang meski sudah sering dipakai.

”Emghh…” Lidya ikut merintih, terasa sekali penis si Aki seperti membelah vaginanya yang belum pernah kemasukan penis sebesar itu.

Mereka terdiam sejenak. Aku ikut menahan nafas, dan baru menghembuskan begitu kulihat Lidya mulai bergerak naik-turun di pangkuan Aki Uum. Sementara sang istri menggoyang, Aki Uum menjulurkan tangan untuk meremas-remas toket Lidya yang menggantung indah dengan begitu gemas dan keras.

”Hah… hah…” melenguh keenakan, Lidya terus menaik-turunkan tubuhnya dengan penuh semangat, semakin lama semakin cepat dengan mulut terus menceracau tak karuan. Terasa sekali desakan penis Aki Uum yang selain besar juga panjang, sehingga seakan-akan menembus hingga ke rongga perutnya.

“Oohh… auuhh… ahh… ahh!” lolong Lidya dengan kepala mendongak ke atas, bersamaan dengan itu, tubuhnya yang sintal mengejang.

Category: Cerita Sex
VIP579 SLOT258 SLOT161 FASTBET99 STARBET99 HOKIBET99 NEXIABET