Cerita Seks – Karena keletihan, aku tertidur sekitar 15 menit, pak kepsek meremas dadaku pelan sehingga membangunkan ku, “Bangun bu, makasih ya dah puasin kontol saya” ucapnya sambil menarik tanganku untuk berdiri. Bajuku yang masih terbuka kancing penuh dengan peluh, begitu juga dengan rokku basah dengan peluh dan sperma kering beliau di pahaku. Aku mencari braku dan cdku namun tidak ada, “cari daleman ya bu?” Tanya pak kepsek.
“Saya minta ya daleman ibu, untuk bahan coli” Ucapnya. Aku hendak menamparnya namun ia menahan ayunan tanganku sambil berkata “Eh mau nampar aja kamu, kamu itu dah jadi perek saya disini”, mukaku merah dan berkata “kurang ajar anda!”, “kurang ajar gimana? Toh ibu juga nikmatin kontol saya tadi, di dua sudut ruangan ini ada kamera yang merekam aksi kita tadi dan itu saya pegang, kalau ibu macam-macam saya sebarkan itu dan saya pecat ibu” jelas pak kepsek sambil tersenyum licik.
“Bangsat kau!” ucapku. “hehe terserah ibu mau bilang saya bangsat, ibu harus tetap mengajar ekskul itu sekaligus puasin birahi saya disini ya, kalau tidak video ibu saya sebar.” Ancamnya. Aku segera memasang kancing bajuku dan merapikan rokku tanpa menggunakan satupun daleman, aku meninggalkan ruangan kepsek dengan menangis dan segera pulang.
Hari ini adalah dua hari sejak tragedi pak kepsek memperkosa harga diriku, dan siang ini aku harus ke ruangannya lagi untuk memuaskannya. Saatku masuk ke ruangannya, terlihat senyum licik beliau dan mempersilahkanku duduk di sofa kemarin, hari ini aku menggunakan baju batik dan rok hitam sedikit ketat, namun tanpa dalaman, daripada beliau ambil lagi pikirku. Hari ini pak kepsek tak mengunci ruangannya entah apa maksudnya, ia mendekatiku dan mulai meraba dadaku, aku diam saja. “Ih bu ida mulai nakal ya ndak pakai bra” ucapnya. Aku diam, lalu ia menaikkan rok hitamku dan memasukkan tangannya “Gak pakai cd juga bu? Widih minta dientot ni bu ida” ucapnya, dan itu membuatku geram padanya namun apalah daya.
Saat pak kepsek sibuk mempermainkan meki dan dadaku, pintu ruang kepsek dibuka dan aku cukup terkejut sementara beliau santai saja, “Ayo masuk.” Ucap beliau. Lalu dua pria memasukki ruangan itu, ternyata pak tejo si satpam sekolah dan pak tikno si tukang kebun. Mereka tersenyum penuh arti melihatku yang sedang dikerjai pak kepsek, aku langsung menyingkirkan tangan pak kepsek dan menutupi tubuhku dengan bantal “Ih apa-apaan ini pak? Mengapa ada mereka?” tanyaku panik ke pak kepsek.
“Tenang bu, saya hanya mau berbagi rezeki dengan mereka.” Ucap pak kepsek. “Lekas buka pakaian kalian!” perintah pak kepsek ke kedua orang itu. Merekapun dengan sigap membuka pakaian mereka beserta dalaman mereka hingga akhirnya telanjang bulat, aku sedikit bergidik ngeri melihat kontol pak tejo kira-kira 16 cm berurat hitam dan pak tikno kira-kira 17 cm tidak berurat cuma gemuk.
Pak kepsek kembali mengerjai tubuhku, sementara mereka mendekatiku dengan kontol mereka yang masih lemas, mereka mengocok kontol mereka sendiri di dekatku, pak kepsek membuka bajuku tanpa melepaskan jilbabku, lalu beliau naikkan rokku agar lebih mudah dalam mengocok mekiku. “sila ambil bagian kalian, saya mau telanjang dulu” ucap pak kepsek ke mereka berdua.
Kumelihat kontol mereka mulai tegang, pak tejo jongkok di depan mekiku dan berkata “bulu jembutnya seksi pak, pasti rapet ni?”, “rapet jo, coba aja kamu genjot” ucap pak kepsek yang masih sibuk membuka pakainnya. Pak tikno berdiri di belakang sofa dan menggesek kontolnya di jilbabku, dan meremas kedua dadaku dengan tangannya, “Montok dan kenyal ni toket pak” ucap tikno, “Iya nikmatin aja dulu, saya nyusul” ucap pak kepsek yang membentang tikar di tengah ruangan.
Melihat pak kepsek siap memulai ritual, tejo lalu menggendong tubuhku dan dibaringkan di tikar yang dibentang oleh pak kepsek, ia lalu menyingkap rokku dan memposisikan kontolnya di bibir mekiku, “Aku duluan ya no, udah gak tahan” ucap tejo langsung melesakkan kontolnya tanpa ampun karena dia rasa mekiku sudah becek. “Uhh..sshh” desahku. Kulihat tikno masih ngocok kontolnya dan mendekati dadaku hendak ia lumat dengan mulutnya, pak kepsek lalu mengangkang diatas wajahku, aku tak mengerti maksudnya
“bu ida, ni hisap kontol saya sekarang” perintahnya,”Gak mau pak, jijik” ucapku. Pak kepsek menoleh meilaht tejo yang lagi asik ngentotin aku, tejo mengangguk dan menggenjotku lebih keras itu membuatku mendesah “Ahhh..hmm…hmm” desahanku tertahan kontol pak kepsek. Beliau memaju mundurkan kontol panjangnya di mulutku. Selang 2 menit, tejo melepaskan kontolnya dari mekiku dan berkata “No, ni cicip memeknya, rapet cuy!”
Mendengar itu tikno yang dari tadi cuma ngocok kontol mulai mengarahkan kontolnya ke mekiku dan lagi-lagi tanpa perasaan langsung menggenjotku kasar, “Aaahh..pelan dong..” teriakku. Setelah pak kepsek puas aku sepong, pak kepsek seperti memberi kode ke tikno. Dan benar saja, tikno melepas kontolnya, lalu ia berbaring terlentang disampingku, pak kepsek membimbingku untuk duduk diatas kontol pak tikno dan membaringkan tubuhku pada tubuh pak tikno sehingga pantatku menungging.
Diposisi ini aku yang harus aktif menggenjot kontolnya pak tikno “Ohh bos..mekinya rapet bos..” desah pak tikno. Tejo mendongakkan kepalaku dan minta kusepong kontolnya, kujilat dan kuhisap semua kontolnya, aku merasa diriku sudah binal, aku tak tau apa yang pak kepsek lakukan dibelakangku, kurasakan jari pak kepsek menggelitik anusku, lalu terasa kepala kontolnya menyodok-nyodok pelan anusku, kulepaskan seponganku sambil menoleh ke belakang melihat pak kepsek dan berkata “Plis pak…jangan anus saya pak…” aku menolak.
Pak kepsek meludahi tangannya dan mengelus kontolnya untuk meratakan ludahnya di kontolnya entah apa maksudnya, rupanya ia hendak menjebol anusku. Aku arahkan tanganku ke pantat dan kudorong tubuhnya supaya tidak memerawanin anusku. Tapi dia mengabaikanku, dan terus memaksakan kontolnya masuk ketika kepala kontolnya masuk “Ohh..sakit pak!!” teriakku. Dia menarik keluar lalu menghentakkan kontolnya lagi, sudah setengah masuk “Ahh ampun pak, jangan disitu,,plis” teriakku sambil memohon.
Ia menghentakkan lagi kontolnya lebih keras ke anusku dan terasa anusku seperti koyak oleh kontolnya, “Auuhh…sakit..” teriakku. Dia mendiamkan kontolnya di anusku, dan mulai menggenjotku. Aku hendak berteriak namun pak tejo memasukkan kembali kontolnya minta disepong olehku, pak tikno masih saja asik menggejot mekiku, dan pak kepsek mulai mempercepat genjotannya di anusku. Genjotan pak tikno dan pak kepsek bergantian dan memberikan sensasi tersendiri yang membuatku ingin orgasme..”Ohh..hhmm…ahh..hhmm” desahku tertahan kontol pak tejo.
Dan mekiku menyemburkan cairan cintaku ke kontol pak tikno, “Ohh hangatnya cairanmu ida sayang..” desah pak tikno yang masih asik menggenjotku. Setelah pak kepsek puas menggenjot anusku, ia lepaskan kontolnya dari anusku dan anusku terasa perih, pak tikno juga melepaskan kontolnya dari mekiku, begitu juga pak tejo yang melepaskan kontolnya dari mulutku, aku masih menungging tetap di posisi itu.
Pak tejo mengambil posisi dibawahku dan segera menggenjotku dengan cara ia gerakkan pinggulku, pak tikno berusaha keras memasukkan kontolnya ke anusku “Ohh ampun pak tikno, jangan disitu” pintaku. Dia mengabaikanku dan menggenjot anusku dengan kasar, aku terangguk-angguk karena sodokannya sambil mendesah perih. “Ohh anusnya rapet banget bos! Aku keluar” desah pak tikno sambil mempercepat genjotannya, terasa semburan demi semburan dari kontolnya di dalam anusku, spermanya meluber keluar dari anusku dan membasahi paha dan rokku.
Pak tikno lalu terduduk dibelakangku, pak tejo menggenjotku dengan semangat “Ohh mekinya ibu ini empot bos..” desah pak tejo yang mengentot mekiku. Kulihat pak kepsek senyum-senyum aja melihatku. Aku terus menyepong kontolnya dengan tidak mau menatapnya lagi. “Ohh..ohh..saya mau keluar” desah pak tejo. “Jangan di meki jo! Nanti kayak si elin!” bentak pak kepsek. Tejo lekas melepaskan kontolnya dari mekiku dan mengarahkan kontolnya untuk menggenjot anusku, aku pasrah saja. Tejo melesakkan kontolnya ke anusku dan tidak butuh waktu lama baginya untuk memuntahkan spermanya di anusku, cukup banyak dibanding punya tikno tadi. “Uhhh…”lenguhku panjang dan aku orgasme, cairan cintaku muncrat ke tikar dengan sangat deras, “Haha…sodok di anus, tadi nolak, sekarang muncrat” tawa mereka.
Tubuhku ambruk selepas orgasmeku barusan, pak kepsek lalu mengambil air mineral yang ia tuangkan di gelas dan memberikannya kepadaku, “Air apa lagi ini pak?” tanyaku lemas. “Air mineral aja kok bu” jawabnya. Aku yang sudah sangat haus lekas meminum air itu, tak ada rangsangan yang kurasa di dalam tubuhku, itu artinya air yang barusan kuminum hanya air biasa. Pak kepsek lalu mendekatiku, menelentangkan tubuhku, “Pak apa lagi pak?” tanyaku lirih. “Saya belum puas bu..” jawabnya dan ia langsung kembali melesakkan kontolnya ke mekiku, “Uhh..”desahku.
Pak kepsek menggenjotku sedikit lebih lembut, ia meremas dada kiriku dan melumat dada kananku dengan mulutnya, kurasa ia ingin menaikkan gairahku. “Ahhh….ssshh…Pak..” desahku. Merasakan mekiku mulai becek, ia menaikkan tempo genjotannya di mekiku dan membuatku terpekik saat mendesah “Ahhh…ahhh..ahh..!! entot ida pak…sshh”, “Widih jago senior kita ini, jadi binal langsung dia” ucap pak tikno semangat. Mendengar semangat dari temannya ia menghentakkan keras karena mungkin dia merasa mekiku mulai berkedut bertanda akan orgasme lagi, “Ahh..ahh..pak…ida mau sampai…” desahku.
Ia yang dari ronde pertama tadi belum orgasme berkata “Iya bu…sshh…saya juga…ahhh….” Seraya mendesah. Aku yang masih sempat sadar mendengar perkataannya langsung seketika panik, hendak melepaskan tubuhnya yang sedang asyik menggenjotku, “Jangan di dalam pak..sshh..saya gak mau hamil..” desahku menolak. Ia menghimpit tubuhku dengan tubuhnya dan menyodok mekiku dengan lebih keras, kudorong sekuat tenaga tubuhnya agar menyingkir dariku namun apalah daya. “Ahh..sshh..pak…saya sampai” desahku diiringi dengan semburan cairan cintaku. “Ohh..ohh..ohh…saya sampai juga bu…sshh” beliau melolong dan menekan kontolnya dengan sangat dalam di mekiku, terasa semburan sperma beliau memenuhi mekiku.
Ada sekitar 3 semburan, setelah ia sudah mengeluarkan spermanya ia lekas melepaskan kontolnya dari mekiku, aku segera duduk dan kumasukkan jariku di mekiku terasa ada cairan yang meleleh dari mekiku ya tidak salah lagi itu adalah sperma beliau dan cairan cintaku. Sesaat aku hendak menangis, aku dikagetkan dengan kedatangan pak tejo dan pak tikno yang sedang mengocok kontolnya di depan wajahku, pak tejo lalu jongkok dan membaringkan tubuhku, kumenduga ia hendak ngentotin aku lagi, aku meronta, melihatku meronta ia lalu menampar keras pipiku dan memaksa melesakkan kontolnya ke mekiku, “Aihh..” teriakku.
Ia menggenjotku keras tanpa ampun, tak berselang lama ia menggenjotku semakin keras dan berkata “Ohh..rapet memek perek ini..ni terima pejuku!”, aku yang panik menarik tubuhku berusaha melepaskan kontolnya namun dia yang sudah kesetanan menahan pinggulku dan menekan dalam kontolnya dimekiku, terasa spermanya menyembur banyak di mekiku, sesaat ia sudah mengeluarkan semua spermanya ia berkata ““Telan nih peju, moga jadi anak kembar! Haha” ia melepaskan kontolnya dan menyingkir dari depan mekiku, aku yang sudah terpejam sedih merasakan ada kontol yang akan melesak ke mekiku, kubuka mataku ternyata pak tikno yang senyum licik diatasku
Ia lekas menggenjotku dengan kerasa sama dengan pak tejo barusan, kurasa selama tejo ngentotin aku tadi, dia sudah puas mengocok kontolnya tinggal menunggu giliran untuk buang sperma, dan benar saja hanya sekitar 1 menit ia menggenjotku, ia menghentakkan kontolnya ke bagian dalam mekiku, “Ahhh…rasain nih peju suburku!” ucapnya dan terasa semburan sperma dari kontolnya mengalir deras dimekiku, “Semoga jadi anak kembar tiga ya! Haha” ucapnya sambil melepaskan kontolnya dari mekiku, aku yang sudah lemas mencoba untuk duduk dan melihat mekiku, dari mekiku terlihat cairan sperma yang sangat banyak keluar sedikit demi sedikit dan membasahi rokku dan matras tempat aku dikerjai ini.
“Bangsat kalian semua!” teriakku seraya menangis…”Teganya kalian ya!” ucapku lagi. Mereka tak meladeniku hanya sibuk mengenakan pakaian mereka masing-masing. Akupun akhirnya mengelap cairan sperma yang ada dimekiku dengan tisu yang ada di ruangan itu dan lekas merapikan pakaianku karena ini sudah sekitar jam 5 sore.
Keesokan harinya, aku merasa amat lemas karena kemarin harus melayani nafsu bejat 3 tua bangka itu dan malam harinya suamiku minta jatah, masih terasa perih anusku akibat dijebol oleh pak kepsek dan teman-temannya kemarin siang. Siang ini akuhendak kabur saja dari ekskul yang wajib kuajar, namun saat aku hendak memundurkan motorku, tubuhku dipeluk dari belakang dan mulutku dibekap saat kumenoleh ke belakang ternyata pak tejo, ia lalu menggiringku ke ruang pak kepsek dan mendorong tubuhku untuk masuk ke ruang pak kepsek, aku takut, rupanya ia tak ikut masuk.
“Sila ibu duduk.” Pak kepsek menyuruhku duduk di kursi konsultasi di dekat meja kerjanya. “Kenapa pak?” tanyaku tanpa menatapnya. “Ibu tidak perlu khawatir dengan kejadian kemarin siang dimana kami bertiga memunntahkan peju kami di meki ibu, saya ada memberikan minum ke ibu sebelum itu terjadi kan? Tanya beliau. “Iya…”jawabku pelan. “Itu adalah air yang sudah dilarutkan dengan obat KB bu, jadi ibu tidak perlu khawatir hamil dengan sperma kami, obat itu cukup manjur pada istri saya.” Jelas pak kepsek, sambil memberikan kemasan obat KB yang ia maksud, aku merasa sangat lega. “Hari ini ibu istirahat saja dulu, besok mulai mengajar lagi” ucap beliau lembut. Aku segera pulang dengan perasaan lega.
Chapter spesial flashback bu ida sampai disini, ini hanya chapter selingan penambah bumbu cerita bersambung ini.