Cerita Sex Ngentot Dokter Sange

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
2342 views

Subtitlecinema Cerita Sex Ngentot Dokter, Aku, Andriyanto (nama samaran), dipanggil singkat Yanto. Setelah kerja 2 tahun lebih, aku dipindahtugaskan ke kota B ini, tidak seramai kota besar asalku, tapi lumayan nyaman. Aku dipinjamkan lokasi tinggal kakak perempuanku yg bertugas menemani suaminya di luar negeri. Sekaligus mengawal dan mengasuh rumahnya, ditemani seorang mbok separuh tua yg menginap, dan tukang kebun harian yang kembali tengah hari.

Dua bulan telah aku bermukim di lokasi tinggal ini, biasa-biasa saja. Oya, lokasi tinggal ini berlantai dua dengan kamar istirahat semuanya terdapat lima, tiga di lantai bawah dan dua di lantai atas. Lantai atas guna keluarga kakakku, jadi aku menduduki lantai bawah. Di samping kamar tidurku terdapat ruang kerja. Aku biasa kerja disitu dengan seperangkat komputer, internet dan lain-lain.

Suatu ketika, aku kedatangan seorang dokter gigi, drg Retno, ditemani asistennya, Tina. Mereka inginkan mengkontrak satu kamar dan garasi guna prakteknya. Untuk tersebut perlu direnovasi dulu. Aku menghubungi kakakku melewati sarana komunikasi yang ada, mohon persetujuan. Dia membolehkan sesudah tanya-tanya ini itu. Maka mulailah kegiatan renovasi dan akan berlalu 20 hari lagi.

Cerita Sex Ngentot Dokter, Sementara itu, drg Retno menugaskan Tina untuk bermukim di kamar istirahat yg dikontrak juga, disamping garasi yg nyaris siap disulap jadi ruang praktek. Mulailah cerita dua anak manusia berbeda jenis dan bermukim serumah….

Suatu hari, mbok mohon ijin pulang dusun setelah bekerja 9 bulan lebih tanpa menengok anak cucunya. Aku mengijinkan mbok pulang. Mbok akan mohon tolong penolong tetangga meluangkan makanan guna aku sekitar mbok pulang.

Nah, pagi hari tersebut aku mengantar mbok ke setasiun bus dengan mobil kantorku, baru kembali untuk memungut berkas dan berangkat lagi ke kantor. Tina pergi ke klinik dokter gigi Retno dengan motor, seringkali jam separuh delapan pagi telah kabur dan kembali jam lima atau enam petang, bergantung untuk banyaknya pasien. Bagi praktisnya, setiap membawa kunci lokasi tinggal sendiri.

Tina terbit kamar mandi dengan sarung memblokir bagian dada hingga pinggul. Dia menempatkan pakaiannya, tergolong BH dan celana dalam kuning, di meja. Dia melirik kemudian tersenyum, “Lihat BH dan celana dalamku? Nih, biar puas melihatnya.” Dia mendekati aku kemudian memamerkan BH dan celana dalamnya ke dekat wajahku. Aku mendekatkan hidungku pada celana dalamnya, namun dengan cepat dia menariknya seraya tertawa.

Dua detik kemudian, dia merebahkan diri di sebelahku. Aku menyaksikan wajahnya, berpandang-pandangan selama sejumlah puluh detik. Kudekatkan bibirku pada pipi, dahi, lalu… ke bibirnya. Dia melumati bibirku, perlahan mulanya. Lalu perlahan membuka mulutnya, sehingga sekarang mulutku dapat mengisap mulutnya seraya bergoyang ke kiri ke kanan, kemudian lidahku bertemu lidahnya. Tina menghembuskan napasnya laksana tersengal, kemudian kembali mengisap mulutku bergantian. Lengannya merangkulku, dan kini, yah, benarlah, dadaku bersentuhan dengan buah dada Tina yang kencang mencuat dan berputing keras.

Dalam berahi yang kian membara, aku dan Tina telah tidak memikirkan apa-apa lagi. Tiga gerakan cukuplah melepas sarung-sarung itu, sampai-sampai tubuh Tina yang telanjang bulat telah nempel erat dengan tubuhku. Dia mendorongku sampai-sampai telungkup di atas tubuhku yang telentang, seraya terus mengisap dan mengisap dan mengisap mulut sambil bergoyang-goyang ke kiri kanan dan buah dadanya mengurangi menggeser-geser di dadaku.

Cerita Sex Ngentot Dokter, Aku telah terbawa ke awan yang tinggi. Lenganku merangkul tubuhnya erat-erat, jembut Tina bergesekan dengan jembutku, aduh bukan main nafsuku berbaur dengan nafsu Tina. Kemaluanku yang telah keras tersebut bergesekan dengan bibir kemaluan Tina, pahanya bergerak-gerak sebentar mengapit pahaku sebentar menindih dan entah gerakan apa lagi.

Sebelas menit lantas Tina mencungkil diri, mengusung tubuhnya seraya memandangku. “Bagaimana rasanya, enak dan nikmat..?” Aku jawab, “Bukan main… Tina, oh ina, buah dadamu.. padat mencuat, aku nikmati sekali. Kamu merasa nggak… jembut anda beradu? Jembutmu yg lebat, meningkatkan nikmatnya….” Belum sempat kalimatku selesai.

Tina telah menindihku lagi, kali ini dia membuka lengannya sampai-sampai lidahku dapat menjilat ketiaknya yang halus tidak berambut.

Cerita Sex Ngentot Dokter

Cerita Sex Ngentot Dokter

Kuciumi ketiak Tina sejumlah saat, dan tubuhnya menggelinjang. “Ohh, Yan… Yanto… geli sekali rasanya…” Aku pindah ke ketiak yang satu lagi, dan Tina pulang menggelinjang. “Kamu gemar sekali ya, menilat ketiak cewek?” Kujawab, “Ketiakmu harum dan estetis bukan main. … Siapa dapat tahan tidak mempedulikan tidak dicium?” Kujilati terus kedua ketiaknya, dan Tina mengaduh-aduh sarat nikmat. Didadaku masih terasa buah dadanya menggeser-geser. Pinggulnya bergoyang terus, sampai sebuah ketika, dia separuh berteriak, “Yanto… aku nggak tahan…. Ayo anda di atasku…”

Cerita Sex Ngentot Dokter, Aku memutar tubuhku sehingga sekarang berada di atas tubuh Tina. Kedua lengannya merangkul punggungku, “Duh,.. tubuhmu sungguh kekar… aku paling menikmati…. Ohh….” Sekarang aku menindih buah dadanya, seraya mulutku mengisap-isap dan isap mulutnya. Lidah Tina masuk ke dalam mulutku dan kuisap, alu giliran lidahku mencari mulutnya. Tina mengggelinjang, kemudian membuka kedua pahanya. “Masukkan kemaluanmu…. pelan-pelan ya, besar sekali kemaluanmu… ooohhh… sudah… telah masuk semuanya… oohh nikmatnya… nikmatttt sekali…..” Pinggulnya bergoyang naik turun kian cepat seiring dengan gerakan naik turun pinggulku.

Terasa kemaluanku diapit dan disedot kemaluannya. Aku mengeluh, “Tina, kemaluanmu sempit… duhh nikmatnya diapit dan… disedot kemaluanmu… ooohhh Tina…” Dia menjawab, “Yan… tidak boleh keluar dulu ya…. Aku masih hendak lama nih, merasakan … persetubuhan ini..” Lalu menggelinjang hebat ke kiri ke kanan, mulutnya tertutup rapat dalam mulutku dan menerbitkan suara lenguhan seorang wanita yang sedang sarat nikmat.

Gerakan tubuhku dan Tina memunculkan bunyi kecupak-kecupak ketika kemaluanku menjebol jembut dan kemaluannya yang telah basah. Aku bertanya, “Tina, boleh kujilat jembutmu,…kemaluanmu….?” Segera dia menggelengkan kepala, walau mulutnya masih dalam mulutku. “Jangan sekarang,… tidak boleh dilepasss… nanti saja… oohh,… nikmatnya…” Aku menggeserkan tubuh Tina kesamping, supayua dia tidak kepayahan menanggung beban tubuhku.

Dia berbaring disampingku seraya lidahnya terjulur mohon diisap. “Tina,…. Aku mohon ludahmu…” Dia menjulurkan lidahnya, kali ini sarat ludahnya. Segera kuisap dan kusedot mulutnya dan kuisap ludahnya semua. Tina menggelinjang. “Kamu di bawah, mau…” Aku menggeser kembali, telentang di bawahnya. Tubuh Tina seluruhnya menindih tubuhku, buah dadanya pulang bergeser-geser. Kemaluanku sukses masuk dari bawah, ditolong tangan Tina. Tina mengdesah, “Ooohh… aduhhh… nikmatnya, aduuhh… kemaluanmu memenuhi….

Kemaluanku sarat kemaluanmu, ohhh… terus, Yanto, terus genjot dari bawah…. Oohh…. Ohhh, nikmat sekali, …. “Gerakan tubuh Tina dan aku kian cepat sampai, “ Aku tidak…. Tidak tahan lagi…. Mau keluar…. Oohhh… keluar… Yanto…! Aku telah keluar…. teruskan, teruskan…. Masih nikmat…. Mau lagi.. Yanto…. Kemaluanmu… nikmat sekali….. adu jembut, nambah nikmat…. Aku mau terbit lagiiiii…! Yanto, aku … nggak tahan, …keluar lagi, telah dua kali… sekarang anda dong, semprotkan manimu… ooohhh… ohh… terus Yanto, anda harus puasss…” Aku bergerak terus, namun pengaruh krim duratif membuatku tidak mudah keluar.

Cerita Sex Ngentot Dokter, Aku berbisik, seraya lidahku menjilati lehernya, “Tina, masih nikmat… atau inginkan ke kamar mandi dulu, kemudian berbaring seraya istirahat 30 menit dan ….. mulai babak kedua…?” Tina berbisik mesra. “Aku mau, Yanto, berkali-kali semalam suntuk bersetubuh dengan kamu…. Sekarang ke kamar mandi dulu… “ Dia beringsut inginkan turun ranjang, tangannya menggapai tissue kemudian mengelap kemaluannya. Llau berlangsung beringsut seraya terus memegang tissue di kemaluannya. Aku menyusul dia. Kemaluanku basah dengan air mani Tina, namun tidak hingga mengucur.

Di kamar mandi, Tina berbisik, “Yanto, kamu… hebat… sebagai laki-laki, dapat memuaskan aku berkali-kali.” Aku menjawab, “Baru dua kali, Tina… “ Dia tersenyum, berbisik, “Semalam suntuk dapat berapa kali, ya? Aku kepningin terus, berahiku tidak…. tidak terbendung, telah ditahan berhari-hari. Untung mbok pergi ya, jadi anda bebas ….” Aku menunduk, kemudian kuserbu kemaluannya, kuciumi jembutnya, kujilati kemaluannya hingga dia pulang mengeluh nikmat.

Cerita Seks Bergambar, Cerita Dewasa Seks, Cerpen Seks, Cerita Seks Hot, Kisah Seks, Cerita Seks Tante, Cerita Sex, Cerita Sex Janda, Cerita Hot Sex, Cerita Sex Pembantu, Cerita Sex Gay, Sex Dewasa, Cerita Sex 2019, Cerita Sex Artis, Cerita Sex Jilbab, Cerita Ngesex, Cerita Sex SMA, Cerita Sex Dengan Tante, Cerita Sex Mama, Cerita Dewasa Tante, Kumpulan Cerita Seks, Cerita Hot Dewasa,

Category: Cerita Sex Tags: , , , , , , , , ,
VIP579 SLOT258 SLOT161 FASTBET99 STARBET99 HOKIBET99 NEXIABET