Subtitlecinema – “Lo serius bro? Lo pernah ngentotin kakak lo?” tanyaku tak percaya dengan cerita temanku ini. Dia baru saja menceritakan kisah hidupnya yang betul-betul membuatku iri. Enak banget jika ceritanya itu memang benar. Bisa ngentot dengan kakak sendiri yang cantik seperti kakaknya.
“Lo serius bro? Lo pernah ngentotin kakak lo?” tanyaku tak percaya dengan cerita temanku ini. Dia baru saja menceritakan kisah hidupnya yang betul-betul membuatku iri. Enak banget jika ceritanya itu memang benar. Bisa ngentot dengan kakak sendiri yang cantik seperti kakaknya.
“Serius… Nih, kalau lo gak percaya lihat nih foto-foto di hape gue…” ujar Andre sambil menyerahkan hapenya padaku. Ku periksa gallerynya, ternyata benar yang dikatakannya. Dia memang ngentotin kakak kandungnya sendiri. Ugh, gila… ini benar-benar gila bagiku. Agen Nova88
“Videonya juga ada, tonton aja” sambungnya lagi. Akupun memeriksa kumpulan videonya. Lagi-lagi omongannya memang benar. Terdapat beberapa video persetubuhannya dengan kakaknya sendiri dengan durasi yang cukup panjang, rata-rata di atas 30 menit.
“Gila lo… kok bisa sih ngentot dengan kakak sendiri?”
“Hehehe, gue juga gak nyangka bisa ngentot dengan kak Risa”
“Eh, anu… gue boleh minta video lo gak? Gue udah lama kecantol sama kakak lo, hehe” pintaku padanya. Aku memang sudah lama jatuh hati pada kak Risa, beruntung banget Andre punya kakak seperti kak Risa.
“Oke… kirim aja, asal jangan kesebar yah… Cuma ke lo aja gue tunjukin karena lo sohib gue, haha”
“Makasih, duh… gue bakal coli habis-habisan nih nanti…”
“Haha, silahkan coli bro…”
Setiba di rumah, aku langsung masuk kamar dan membuka bajuku bersiap untuk beronani. Aku masih terus kepikiran tentang sahabatku itu yang bisa ngentot dengan kakaknya. Aku iri, aku kepikiran juga pengen ngeontot dengan kakakku. Kakakku juga gak kalah cantiknya dengan kak Risa. Aku hanya tinggal berdua dengan kakakku, Ayu namanya. Orangtua kami tinggal di kota lain.
Akupun kemudian menonton video itu. Saat asik-asik tiba-tiba kak Ayu masuk ke kamarku.
“Eh, maaf dek… lagi asik ternyata, hihi”
“Duh kak… kalau masuk ketuk pintu dulu dong…” ucapku salah tingkah.
“Kakak cuma mau ngambil ini kok” balasnya sambil mengambil cas hape miliknya yang aku pinjam tadi malam. Matanya sesekali melirik ke arah penisku.
Cerita Dewasa Sedarah | Aku dan kak Ayu memang terbuka dalam hal apapun, bahkan dalam hal seperti ini. Dia tidak mempermasalahkan aku beronani, sudah berkali-kali dia melihat aku telanjang bulat sambil onani karena aku memang sering onani kapanpun dan dimanapun di dalam rumah. Baginya cowok onani merupakan hal biasa. Dia sepertinya juga tidak risih dengan perbuatanku itu. Mungkin dia menganggap kalau aku hanyalah adik kandungnya. Tapi sayangnya aku belum pernah melihat kak Ayu telanjang bulat, paling jauh hanya pakai handuk saja.
Setelah kak Ayu keluar dari kamarku, aku justru iseng mengikutinya ke kamarnya. Tampak dia sedang ada di atas tempat tidur sibuk di depan laptopnya, sepertinya sedang bikin tugas kuliah. Dia cuek saja dengan kedatanganku karena sudah biasa melihatku begini. Aku kemudian naik ke atas tempat tidurnya, berbaring dan mengocok kontolku di sebelahnya hingga akhirnya aku muncrat sambil memeluk bantal gulingnya.
“Kamu ini muncratnya sembarangan amat sih? Kayak gak ada tempat lain aja” ucap kak Ayu tapi tidak marah. Aku hanya cengengesan. Namun dia tetap minta ganti rugi. Akupun menawarkan pijitan untuknya. Dia setuju, dia mau dipijit tapi setelah dia menyelesaikan tugasnya. Akhirnya aku tiduran saja di sebelahnya hingga dibangunkan olehnya.
“Yuk dek sekarang”
Aku kemudian mijitin kak Ayu, dia awalnya pakai baju lengkap hingga kemudian hanya pakai celana dalam. Sedangkan aku masih telanjang bulat. Sambil memijit aku mencium-cium pipinya. Dia juga balas mencium pipiku. Penisku leluasa menggesek di tubuh bagian bawahnya. Aku berusaha tidak terlihat seperti sedang mencabulinya. Entah kak Ayu sadar atau tidak.
“Ngghh…” lenguhku terlalu keras. Penisku rasanya enak banget.
“Kenapa dek?”
“Gak kak…” Penisku saat ini ada di belahan pantatnya yang masih tertutup celana dalam warna krem, sedangkan tanganku mengelus-elus pundak dan bahunya. Badanku menghimpit badan kak Ayu. Aku kemudian mencium pipi kak Ayu. Dia berikan pipinya untuk bebas ku cium dan ku sedot. Ugh.. sadarkah kak Ayu kalau dia sedang kucabuli?
Hingga akhirnya dia minta berhenti, aku agak kecewa karena nafsuku belum tuntas. Aku masih ingin lama-lama berada di atasnya seperti ini.
“Makasih yah dek udah pijitin, eh burungmu tegang lagi? Kan tadi abis muncrat”
“Gak tahu kak… aku ngocok lagi boleh?”
“Terserah kamu…”
Aku kemudian berbaring di sebelahnya, ku raih ponselku dan ku tonton video kak Risa yang belum ku tonton. Kak Ayu kemudian menawarkan untuk memegangkan hapeku, aku tentu saja mau. Aku bersandar di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memegang hapeku. Dia bertanya itu film apa, tentunya tak ku jawab kalau itu film ngentot adek kakak yang tak lain adalah temanku dan kakaknya sendiri.
Hingga akhirnya aku muncrat. Kak Ayu mengambilkan tisu untukku. Aku kemudian tertidur lagi bersama kak Ayu.
Aku tersadar saat hari sudah sore. Ternyata kak Ayu masih tertidur. Dia masih hanya memakai celana dalam saja membuat aku nafsu lagi. Langsung saja ku cium pipinya. Diapun langsung terbangun.
“Adeeek jam berapa?”
“Jam 5 kak…”
“Duh, udah sore… kakak mau mandi dulu. Kamu gak mandi?”
“Nanti aja kak…” jawabku sambil masih asik menciumi pipinya.
“Udah bau gitu… mandi sana. Nafasmu juga bau, apalagi liurmu itu… pake cium-cium kakak segala” Namun aku masih tidak ingin berhenti menciumnya. Kak Ayu juga terus membiarkan, seolah menganggap yang ku lakukan bukanlah sesuatu yang cabul.
“Kak, aku ngocok lagi ya… mau pegangin hapeku lagi?”
“Ya udah… tapi sambil mandi yuk dek…”
“Mandi bareng kakak? Ayuk deh, hehe”
Kak Ayu bangkit dan masuk ke kamar mandi. Aku menyusulnya, tentunya sambil membawa hapeku. Kak Ayu langsung mengguyur tubuhnya di bawah shower.
“Sini dek… katanya mau ngocok…”
“Iya…”
“Kamu di belakang, biar kakak pegangin hapemu”
Aku turuti perkataan kak Ayu. Aku peluk tubuhnya dari belakang. Kepalaku mengintip dari pundaknya. Tubuhnya sedikit lebih tinggi dariku. Dia di depanku sambil memegang hapeku yang sedang memutar video porno. Betul-betul onani yang enak.
Tanganku memeluk perut langsing kak Ayu, penisku berada tepat di belahan pantatnya yang masih tertutup celana dalam yang terlihat menerawang karena basah. Sambil memeluknya, aku sesekali menciumi pipi kak Ayu. Aku gak ingin cepat-cepat muncrat. Saat aku ingin keluar aku berhenti.
“Lanjut mandi dulu deh kak…”
“Oh, ya udah…”
Kami lanjut mandi. Kami mandi sambil foto-fotoan. Saat ini kami sedang menyabuni badan. Kak Ayu dengan baik hati mau menyabuni tubuhku termasuk penisku baik batang maupun kantong zakarku. Aku juga gantian menyabuni buah dadanya. Aku masih bersikap seperti hanya sedang menyabuni saja, jangan sampai terlihat sedang mencabuli. Setelah selesai bilas kami handukan. Aku kembali minta lanjut onani.
“Ish, kenapa gak kamu keluarin tadi sih… Ya udah, sekarang mau dimana?” tanyanya.
“Di tempat tidur aja kak…” Aku langsung tiduran di tempat tidur, disusul kak Ayu yang tiduran di sampingku. Posisi kami mirip seperti yang kami lakukan tadi siang. Kak Ayu kembali memberikan tangannya untuk sandaran kepalaku, satu tangannya memegang hapeku dengan badan sedikit merebah ke badanku.
Lenganku kembali bersentuhan dengan buah dadanya dan bergesekan dengan putting mancungnya. Akupun mulai mengocok penisku. kadang saat tangan kiriku mengocok, tangan kananku mendarat di paha kak Ayu yang tepat berada di bawah penisku walaupun tidak menempel di penisku. Kalau sedang mengocok dengan tangan kanan, tangan kiriku menggenggam tangannya yang sedang jadi bantal kelapaku.
Aku melirik ke kak Ayu, dia tampaknya juga ikutan nonton.
“Enak dek? Heboh ya filmnya…”
“Iya kak, makanya aku suka banget. Aku punya banyak videonya…”
Aku kemudian berusaha mencium kak Ayu, tapi posisiku terlalu rendah untuk mengecup pipinya. Dia yang mengetahui keinginanku kemudian menurunkan posisi tubuhnya sehingga kepala kami sejajar. Kak ayu lalu menaruh ponselnya di atas kepalanya.
“Naik dek ke badan kakak” suruhnya. Langsung saja ku turuti tanpa banyak komentar.
“Ugh…” aku langsung melenguh begitu naik ke badannya. Enak banget. Aku sekarang berada di atas menindih tubuh setengah telanjang kak Ayu.
Dadaku bergesekan dengan buah dadanya. Dengan posisi ini aku bisa bebas menciumi pipinya. Sekarang sumber utama kenikmatanku adalah kak Ayu, bukan tontonan di depanku lagi.
Kak Ayu memberikan pipinya untuk ku cium dan ku kecup. Tubuhnya yang masih lembab membuatnya terlihat seksi. Apalagi rambutnya yang masih basah. Kak Ayu seperti ingin menambah kenikmatanku dengan mengajakku bergenggaman tangan. Aku jadi ingin muncrat.
“Ugh… ugh.. ugh…” Aku gesek-gesekkan badanku di atas tubuhnya. Kak Ayu tertawa melihat tingkahku. Aku tidak peduli. Hingga akhirnya saat aku ingin muncrat aku tekan tubuhku ke badan kak Ayu. Penisku menekan perutnya. Tanganku menggenggam tangannya kencang. Aku juga menyedot pipinya. Akupun muncrat dengan banyaknya di atas perutnya.
“Enak kak”
“Ambil tisu dek…” Akupun mengambil tisu dan membersihkan badan kami berdua. Baru saja mandi tapi udah kotor lagi, hehe.
“Udah ya… besok lagi yah onaninya…”
“iya kak, temanin lagi yah…”
“Iyaah…”
Cerita Dewasa Sedarah | Paginya, setelah aku bangun aku langsung menuju ke kamar kak Ayu. Tampak kakakku itu masih tidur di dalam selimutnya. Aku iseng ikutan masuk ke dalam selimut dan memeluk kakak kandungku itu.
“Adeeek…”
“Pagi kak…”
“Pagi juga…”
“Bangun dong kak… udah pagi nih,” ucapku sambil mencium-cium pipinya.
“Entaaarr…” jawabnya cuek meskipun aku terus menghujaninya dengan ciuman. Penisku gaceng maksimal lagi. Aku ingin onani lagi. Aku terus mencumbui kak Ayu, tidak hanya mencium pipinya, tetapi juga turun menciumi leher, pundak dan bahunya yang terpampang bebas. Tanganku memeluk kakakku itu.
Dia masih hanya memakai celana dalam saja.
Kak Ayu akhirnya terbangun, dia langsung meraih handphonenya dan sibuk mengecek sosial medianya. Aku masih sibuk menciumi kak Ayu. Dia tentunya tahu kalau aku telanjang bulat, tapi cuek saja. Kak Ayu kemudian mengajakku foto-foto. Kami menempelkan wajah sambil sesekali saling mencium pipi. Kak Ayu terlihat tetap cantik meski baru bangun tidur, beda sekali denganku. Kami terus foto-foto meskipun selimut kami sudah tersibak dan memperlihatkan tubuh telanjangku dan tubuh kak Ayu yang hanya memakai celana dalam saja.
“Dek, kamu fotoin kakak dong…”
“Iya kak”
Kak Ayu memintaku memotretnya dari atas. Ku turuti. Sesaat ku kocok penisku setelah selesai mengambil fotonya. Aku kemudian kembali rebahan di sebelahnya dan kembali menciuminya.
“Kenapa dek ngocok-ngocok? Kamu mau onani ya? Onani aja”
“Mau kak… temenin yah” Kak Ayu mengangguk. Aku putar lagi video kak Risa. Kak Ayu merapatkan tubuhnya di sisiku. Dia memegang hapeku. Wajah kami sejajar. Dia mencium-cium pipiku, aku juga balas mencium-cium pipinya. Aku kembali merasakan betapa nikmatnya onani sambil ditemani kakak yang cantik. Ditambah pagi hari adalah waktu yang paling ku sukai ketika onani.
Saking bersemangatnya aku sampai menghentak-hentak pinggulku atas bawah. Kak Ayu tertawa melihat tingkahku.
“Kak, biar aku yang pegang hapenya, tapi kakak naik ke atas badanku”
“Hmm? Ya sudah”
Kak ayu mengembalikan hapeku. Dengan perlahan kak Ayu kemudian naik ke atas tubuhku. Tubuhnya menindih tubuhku. Enak sekali rasanya saat buah dadanya bersentuhan dengan dadaku dan penisku yang terhimpit daerah selangkangannya. Tanganku memeluk melingkari tubuh kak Ayu sambil terus menonton bokep di hapeku. Sambil menonton, bibirku terus menempel menciumi pipi kak Ayu.
Aku kemudian menggoyangkan pinggulku. Kak Ayu ikutan menggoyangkan badannya mengiringiku. Sungguh nikmat. Cukup lama kami dengan posisi itu. Aku terus mendesah kenikmatan. Saat aku berhenti bergoyang, kak Ayu yang malah tetap bergoyang di atas tubuhku.
“Oughhh.. Kak… siniin pipinya, aku mau cium”
“Haha, iya… nih…” Kak Ayu berikan pipinya untuk ku jilati dan ku cium.
Setelah beberapa lama, akhirnya aku tidak tahan pengen muncrat.
“Ough… ngentot… aahhh… ughhh…” goyanganku makin menggila sambl terus menghujani ciuman di wajah kak Ayu. Tanganku mengelus-elus punggungnya hingga pantatnya.
“Kak.. keluaarrr…”
Crrooottt crrrooottt…
Aku muncrat dengan posisi tubuh kami yang menempel. Kami terus berpelukan selama beberapa saat.
“Enak dek?”
“Enak kak…”
“Kalau kamu mau, tiap onani panggil aja kakak”
“Iya kak, hehe”
Sore menjelang malam, setelah tidur siang aku pengen onani lagi. Aku cari kak Ayu. Dia sedang olahraga. Mandi keringat banget. SItus Nova88
“Kak.. aku pengen ngocok nih…”
“Iya… bentar, kakak mandi dulu ya dek..”
“Gak usah kak… kayak gitu aja…”
“Gak apa?”
“Iya… gak apa”
Aku dan kak Ayu langsung ke kamar. Kak Ayu melepaskan seluruh pakaiannya kecuali celana dalamnya. Lalu mengajakku ke kasur.
“Yuk dek dikocok kontolnya, hihi”
“Iya kak…” sahutku yang langsung berbaring dengan kaki mengangkang, penis tegangku mengacung ke atas dan ku kocok-kocok.
Kak Ayu kemudian menghimpit tubuhku. Dia lalu mengambil hape di sebelah kepalaku dan mencari file bokep. Selagi itu, aku sibuk mencium-cium wajahnya dan mengelus-elus tubuh telanjangnya.
“Mau gimana? Kamu yang pegang atau kakak?” tanyanya setelah bokep mulai berputar.
“Kakak aja, tapi kakak tetap di atas aku. Putar badan kak..” pintaku. Kak Ayu menuruti. Dia putar badannya sehingga kini punggungnya yang menempel di dadaku. Dia mengarahkan hapeku sedikit kesamping agar aku bisa menonton bokep yang sedang diputar.
Aku beranikan memeluk tubuhnya. Dia tidak memprotes. Jadi tangankupun makin lama makin leluasa menggerepe-gerepe tubuhnya. Baik perut, pinggul, hingga ke paha kak Ayu. Aku juga memainkan celana dalamnya dengan jariku, tapi aku masih belum berani memasukkan tanganku ke dalamnya.