Subtitlecinema – Cerita Sex Memek Teman, Suatu hari aku terdapat acara terbit kota, namaku Aril, iseng aku mengajaknya pergi hotel, ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan mengarah ke luar kota kami ngobrol sambil berkelakar mesra. Kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya awalnya dia menepis tanganku. Tapi lama kelamaan tidak mempedulikan tanganku yang iseng membelai pahanya yang putih dan gempal. Aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya hingga kepangkal pahanya. Dia tetap diam bahkan laksana menikmati elusan | belaian | belaian tanganku.
Aku tarik tanganku dari rok hitamya kemudian bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink. Mulanya dia menolak, aku jajaki merayunya bahwa aku hendak mengelus walau melulu sebentar.
Cerita Sex Memek Teman, Akhirnya dia mengangguk pelan. Langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap, membelai bahkan ketika kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia melulu mendesah. Dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai. Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah, seraya tetap menyetir aku tarik reslting celanaku. Aan aku keluarkan penisku yang sudah menegang semenjak tadi bak laras tank baja, aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku. Saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik pulang tangannya barangkali kaget sebab baru kesatu kali.
“Duhh, Aril, … anda merangsang lagi… ooh… ohh, aku terangsang… mari balik ranjang… tapi, aku inginkan mengisap kemaluanmu dulu… waduh, telah tegang lagi…”. Mulutnya mengulum, mengisap kemaluanku sejumlah menit. “Tinaaa…. Sudah, sudah, nanti aku crot dalam mulutmu, saying sekali. Lebih nikmat crot di dalam kemaluanmu…” Tina tertawa, “Nggak powerful ya? Pakai krim lagi? Biar powerful berjam-jam?” Aku mengangguk lalu mendekap tubuh Tina, buah dadanya pulang nempel dipinggangku. “Tina,… menikmati buah dadamu, sungguh nikmat…”
Sampai di ranjang, pulang dia menindihku. “Kamu di bawahku dulu ya… Eh, belum gunakan krim?” Aku beringsut ke meja kemudian mengoleskan krim di kepala kemaluanku. “Nih, telah pakai krim. Tidak fobia crot dulu, sejam lagi rasanya.” Kembali tubuhku ditindih Tina, mulutnya pulang menyeruput mulutku, buah dadanya bergerak ke kiri kanan di dadaku, aduh nikmat sekali. “Kamu nafsu lagi, Tina?” Dia mengangguk, “Ya, kali ini hingga sejam baru aku keluar…. Ketiga keempat, kelima….”
Aku merasakan posisi begini (sebutannya Woman on top missionary sex) sekitar sekitar 25 menit, terus menerus menyeruput mulut Tina, menelan ludahnya. Merangkul erat tubuhnya, memegang erat bokongnya yang aduhai, dan seterusnya. Tina pun menikmati perannya. Memandang wajahku dengan sayu, menjulurkan lidahnya, masuk ke mulutku seraya mencari seluruh rongga mulutku. Mengisap, mengisap, menyedot, menyedot, terus menerus. Pinggulnya bergerak ke kiri ke kanan. Maka terasalah jembutnya bergesekan dengan jembutku, pahanya kadang-kadang menuruni pahaku agar kemaluanku dapat menggeser-geser kemaluannya yang telah basah itu.
Setelah selama 25 menit itu, Tina melenguh dan mendorongku agar bergeser ke samping, kemudian berbisik. “Kamu naik ke atas ya… aku telah nggak tahan, ingin ditembus kemaluanmu…. Yang lama dan dalam,… tidak boleh cepat-cepat, …. putar pinggulmu, nah gitu….ooh… nikmatnya. Aril, terus… nikmatttt sekali…. Mauku sih yang lama,…. terus, … kini kemaluanmu… benamkan ke dalam kemaluanku, terus….. yang dalam… ohh, ohh, mmm… mmm…”. Mulutnya kusedot sedot terus, dan dia menjawab sedotanku. Jadi cuma dapat mengeluarkan suara … mmm…. mmmm…. ahh… ahhh.. Sementara dadaku menindih buah dadanya, sungguh nikmat sekali. Buah dada yang mencuat dan kencang. Tiap pria pasti bakal menikmatinya dalam posisiku ini.
Aku sendiri mendesah kencang seraya menggerakkan pinggulku, naik turun dan putar-putar. “Tin… ooohh… jembut…. jembut kita…. beradu… nikmat sekali ya…?” Tina mendesah dalam mulutku, mmm… kemudian menjawab, “Betul… jembut ketemu jembut…. dadamu menindih buah dadaku… nikmat sekali.
Arilooo… aku nggak tahan lagi… aku mau terbit lagi … Ariloo…. aku … keluar… crot crot…. Oohhh… nikmatnya….” Lengannya melingkari tubuhku dengan kencang. “Aril,… tubuhmu… enak sekali kurangkul… kekar, … begitu jantan… nikmat sekali.. tidak boleh lepas dulu ya…. teruskan, Arilooo… aku masih dapat lagi, … “ Aku gerakkan pinggulku naik turun terus, kurasakan batang kemaluanku disedot dan diapit kemaluan Tina… Kemaluannya berkedut-kedut… Untung aku gunakan krim tahan lama.
Siapa sih dapat tahan kemaluannya diapit dan disedot begitu. Sekitar 12 menit, Tina pulang mengeluh panjang dalam mulutku, kemudian pinggulnya mengejang keras dan… terasa lagi cairan hangat mengairi kemaluanku di dalam kemaluan Tina. Dia terengah-engah, seraya mengisap mulutku dia berbisik, “Aril… aku telah keluar… empat kali ya?” Aku menjawab, “Ya, baru empat kali. Masih inginkan empat kali lagi hingga pagi?”
Cerita Sex Memek Teman, Tina berbisik, “Istirahat dulu yuk, sesudah bersih-bersih di kamar mandi. Kamu hebat sekali, ya, belum keluar pun air manimu. Nanti aku inginkan mengisapnya ya, sisa-sisa air manimu, dalam mulutku, bila sudah terbit dalam kemaluanku….” Dia menuntunku jalan ke kamar mandi seraya menempelkan buah dadanya di sampingku… Perasaanku telah tidak karuan, pria menghadapi wanita yang nafsunya besar dan tidak dapat ditahan lagi. Di kamar mandi, Tina mendekatkan wajahnya ke wajahku seraya menjilati pipi dan leherku. “Aril…. anda jantan tulen… aku hendak terus dipeluk dan diapakan saja hingga pagi… “ Lalu menyabuni kemaluannya dan mengelus kemaluanku, dan menyirami kemudian mengelap dengan handuk. Tina berbisik, “Mau kuisap… kemaluanmu?” Aku menolak, fobia ngecrot di kamar mandi, kemudian kepeluk dia mengarah ke ranjang lagi.

Cerita Sex Memek Teman
Kembali dia telungkup di atas tuuhku, kemudian berbisik, “Mau main 69?” Aku mau, kemudian dia menggeserkan tubuhnya, berbalik arah. Buah dadanya menggeser di dada dan perutku. Mulutku sekarang serupa berhadapan dengan jembut dan kemaluannya, yang segera kujilat.
Begitu pun dia, mulutnya mencari biji kemaluanku, kemudian batangnya, dan menjilati kepalanya sebelum mengulum dengan sarat gairah. Dia mendesah saat merasakan jembutnya kuciumi dan bibir kemaluan yang berwarna merah tersebut kujilati dengan sama gairahnya.
Posisi ini dilangsungkan selama selama 10 menit, saat aku menikmati puncak kenikmatanku hampir sampai, kemudian kuminta dia balik arah lagi. Kembali mulutku mengisap mulutnya, berbau jembut dan terasa agak asin. Dengan gairah sarat dia mengisap mulutku, menjulurkan lidahnya masuk terbit untuk beradu dengan lidahku. Buah dadanya bergerak kiri kanan di dadaku, nikmat sekali rasanya. Aku berjanji pada diriku sendiri tidak bakal main dengan boneka seks lagi. Kalah nikmat dikomparasikan tubuh Tina. Lenganku melingkari punggung Tina, bokongnya kucengkeram dan kuelus. Tina mengerang, “Aku nafsu lagi, Aril…. anda begitu pinter… membangunkan berahiku…”
Dia mendorongku ke samping lalu unik tubuhku hingga menindih tubuhnya. Kembali kutindih buah dadanya, begitu nikmat. Mulutku mengisap mulutnya, dan kemaluanku masuk ke dalam kemaluannya, jembutku bergesekan dengan jembutnya. Pinggulku naik turun, perlahan kemudian tambah kencang. Selang lima menit, Tina telah kelojotan, merintih dalam mulutku, lengannya memegang erat punggungku, pinggulnya bergerak cepat naik turun dan kesamping, dan… Tina menjerit terbendung dalam mulutku. Kemaluannya pulang memuntahkan cairan hangat, kurasakan kemaluanku diguyur cairan hangat. Dia hingga puncaknya lagi.
Cerita Sex Memek Teman, Dalam situasi seperti itu, dia tetap mendekap aku. “Ariloo… terus yuk… aku masih dapat keluar lagi. Jangan lepas kemaluanmu, teruskan… 10 menit lagi aku crot… kamu pun kan? Aku menikmati kemaluanmu telah kedut-kedut. Ayo sama-sama keluar, biar puas bareng…mau?” Aku mendesah seraya terus bergerak pelan, pinggulku naik turun. “Kamu ini, Tina… manis sekali… wajahmu buat aku nafsu, buah dadamu buat aku nggak tahan…. Tin, rasanya aku mau terbit nih, mana tahan sih, menikmati nikmatnya seluruh ini?” Tina senyum mendengar kata-kataku, kemudian memandangku.
“Aduhai, Aril… anda pemuda ganteng… jantan, … pandai membangunkan nafsu wanita … mari terus… aku inginkan nih…. ooh… nikmatnya…” Tubuh Tina menggelinjang dibawah tubuhku, mulutnya menyedot mulutku, menyedot terus… buah dadanya bergoyang ditindih dadaku.
Aku telah tidak tahan lagi. Tadi tak sempat mengolesi krim duratif sekembali dari kamar mandi. Tuuhku bergerak naik turun dengan cepat, menerbitkan bunyi kresek-kresek dan kecupak-kecupak saat mulutku mengisap mulutnya dan jembutku beradu dengan jembutnya. “Tina,… buah dadamu… buat akau tidak tahannn… aku mau terbit nih…” Tina mendesah, “Ayo, terus…. Aku pun mau terbit lagi… oohhh…. Aril… mmm… ouww…. nikmat sekaliii…. “ Aku hingga puncaknya. “Tinaaa…. Aku keluar…. Aku keluar… oohhh… nikmatnya buah dadamu, jembutmu, kemaluanmu… oouww…. “ Maka crot-crot-crotlah air maniku dalam kemaluannya. Aku ingat pesannya agar disisakan air mani guna masuk mulutnya. Kuarahkan kemaluanku ke mulutnya dan…. crot-crot lagi dua tetes air mani dalam mulut Tina.
Beberapa menit aku tergolek di atas tubuh Tina, menata napas. Tina pun begitu. Tina puas empat kai rasanya, dan aku satu kali. Dia berbicara sambil senyum manis, “Aril, anda sama-sama terbit ya? Sama-sama puas? Besok malam inginkan lagi? Saban malam… Aku ini perempuan sarat nafsu, ya? Aku sayang kamu, akan jadi cinta.” Lalu berdua aku ke kamar mandi, mencuci tubuh, lalu istirahat sampai subuh.
Cerita Seks, Cerita Sex, Cerita Bokep, Cerita Sex Dewasa, Cerita Sex Sedarah, Cerita Panas, Cerita Seks Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Bergambar, Cerita Sex Tante, Kumpulan Cerita Sex, Cerita Dewasa Hot, Cerita Dewasa Sex, Cerita Sex Hot, Kumpulan Cerita Dewasa, Cerita Sex Selingkuh, Cerita Dewasa Bergambar, Cerita Seks Sedarah, Cerita Dewasa Sedarah, Cerita Bercinta, Cerita Seks Terbaru, Kisah Sex,